Senin, 05 Januari 2015

Kita Semua Sama

Kita Semua Sama

Dalam hati dia berpikir: “Aku lahir sebagai orang kulit hitam yang selalu diremehkan oleh orang" di dunia ini. Namun pada hari ini, wanita kulit putih ini bisa mengajarkan anaknya dengan sedemikian lembutnya untuk menghilangkan rasa takut anaknya terhadap diriku, bahkan berdoa dan memberkatiku. Saya benar" harus berterima kasih kepadanya.” 

Tak lama, taksi telah tiba di tempat tujuan. Sopir kulit hitam itu cepat" turun dari mobil untuk membukakan pintu bagi sepasang ibu dan anak ini, dia mengatakan dengan penuh rasa haru: 

“Nyonya, saya sungguh berterima kasih pada anda, kata" anda tadi membuat kehidupanku berubah menjadi penuh harapan cerah dan tidak gelap gulita lagi. Nyonya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada anda!”

Saat pertama kali mendengar cerita ini, hati saya pun terbangun dari tidur nyenyak.

Sekali pujian adalah tidak cukup untuk perkataan penuh kebijaksanaan pada saat wanita ini mengajarkan anaknya agar tidak memiliki hati yg membeda bedakan. Dia juga telah menghangatkan hati penuh luka.

KITA SEMUA SATU DAN SAMA

Janganlah kita pernah membeda bedakan masalah suku, agama, ras dan apapun golongan kita.

Tidak perlu menjelekan orang lain, dia mau belajar kitab suci apapun, firman apapun, atau belajar dari Alat eletronik apapun BB internet laptop dll, selama mereka tidak mengganggu orang lain gak jadi masalah, apa bila kita masih menilai kejelekan orang lain berarti didalam diri kita  masih banyak segudang keburukan, 

Gajah dipelupuk mata tak akan terlihat dan semut disebrang lautan sangat nampak dimatanya. Mari kita saling introspeksi diri. Kita adalah sama.
Karena kita sama" manusia yang tinggal di bumi yang sama, di bawah matahari yang sama.

Musuh yang terbesar adalah Pikiran dan diri kita sendiri, bukan orng lain, jelek buruk mereka milikilah dengan seutuhnya.

Persis seperti cuplikan lagu Scorpions berikut ini:

'CAUSE WE ALL LIVE UNDER THE SAME SUN.THEN WHY CAN'T WE LIVE AS ONE?

Semoga Bermanfaat,,Salam _/\_

Sabtu, 03 Januari 2015

Kisah si Anak Katak


Sentuhan Rohani dan Pelajaran Hidup
Kisah si Anak katak

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. “Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

“Anakku,” ucap sang induk kemudian. “Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik.” jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. “Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?” tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

“Anakku. Itu cuma angin,” ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. “Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!” tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

“Blarrr!!!” suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. “Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!” ucapnya sambil terus memejamkan mata.

“Sabar, anakku!” ucapnya sambil terus membelai. “Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang,” ungkap sang induk katak begitu tenang.Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, “Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!”

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, semoga, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.
Semoga bermanfaat,,

Cara Membuat Widget SMS Gratis click here